Rabu, 16 Oktober 2013

Menyikapi Penggunaan Bahasa Gaul di Dunia Pendidikan


Keprihatinan terhadap pemakaian Bahasa Indonesia yang baik dan benar semakin meningkat. Bangga menggunakan Bahasa Indonesia merupakan wujud dari kecintaan terhadap tanah air Indonesia. Idealnya, Bangsa Indonesia dari segala generasi harus mampu menggunakan Bahasa Indonesia yang baik dan benar, baik secara lisan maupun tulisan. Hal ini sangat penting, mengingat Bahasa Indonesia merupakan bahasa nasional. Sebagai sarana komunikasi, bahasa Indonesia mempunyai peran untuk menyampaikan informasi. Peran sebagai penyampai informasi ini menuntut agar Bahasa Indonesia itu digunakan dengan baik dan benar. Hal ini cukup mendasar karena Bahasa Indonesia diharapkan mampu sejajar dengan bahasa internasional.

            Dalam hal pendidikan, Bahasa Indonesia baku bagi sebagian besar orang Indonesia merupakan bahasa kedua setelah menguasai bahasa pertama atau bahasa ibu. Walaupun sebagai bahasa kedua, Bahasa Indonesia menjadi bahasa pengantar dalam dunia pendidikan. Peniruan bahasa gaul oleh masyarakat luas di Indonesia tentu berdampak negatif terhadap pemakaian Bahasa Indonesia secara baik dan benar pada saat ini dan pada masa yang akan datang. Saat ini jelas di masyarakat sudah banyak adanya pemakaian bahasa gaul dan parahnya lagi generasi muda Indonesia juga tidak lepas dari pemakaian bahasa gaul ini. Bahkan, para generasi muda inilah yang paling banyak memakai bahasa gaul daripada memakai Bahasa Indonesia.

            Sehubungan dengan semakin maraknya penggunaan bahasa gaul yang digunakan oleh sebagian masyarakat Indonesia modern, perlu adanya tindakan nyata dari semua pihak yang peduli terhadap
penggunaan Bahasa Indonesia yang merupakan bahasa nasional, bahasa persatuan dan bahasa pengantar dalam dunia pendidikan. Maka orang tua memiliki peran yang sangat kuat dalam pemakaian bahasa, karena orang tua adalah sosok yang seharusnya paling dekat secara psikologis dengan anak. Guru juga memegang peranan yang sangat penting di sekolah yaitu memiliki pengaruh yang kuat dalam mengubah perilaku atau bahkan karakter seorang anak didik. 

            Keprihatinan akan terus menjadi keprihatinan ketika kita tidak bertindak apa-apa untuk mengubahnya. Sebaliknya, keprihatinan akan berubah menjadi hal yang positif ketika kita berani mengambil tindakan nyata untuk berubah. Memang pekerjaan ini bukan hanya milik orang tua dan guru. Diperlukan tindakan semua elemen masyarakat yang bergerak pada perubahan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar