Analisis Pendapatan Nasional Untuk
Perekonomian Tertutup Sederhana dan pertumbuhan ekonomi
SISTEM INFORMASI
TEORI ORGANISASI UMUM 2
Nama
1. Ahmad
Yusuf
2. Chaedar
Ammar
3. Eko Ferdiansyah
4. Indah Novita Sari
5. Lina Yulianti
6. Muhammad Shandy Toshio
7. Rahmat Setiadi
8. Risma
Kelas : 2KA06
FAKULTAS ILMU KOMPUTER & TEKNOLOGI
INFORMASI
UNIVERSITAS GUNADARMA
2013
BAB I PENDAHULUAN
Assalamu’alaikum Wr.Wb
Kami dari kelompok 5 ingin menyampaikan makalah
kami tentang “Analisis Pendapatan Nasional untuk Perekonomian tertutup
Sederhana dan Pertumbuhan Ekonomi”. Pertama-tama Manusia adalah makhluk yang
selalu ingin memenuhi suatu kebutuhannya, dan untuk memenuhi kebutuhannya itu
dibutuhkan suatu uang, uang itu didapatkan dengan bekerja setelah bekerja kita
mendapatkan sebuah penghasilan, setiap penghasilan yang diterima oleh setiap
orang merupakan sebuah pendapatan, pendapatan seseorang dari suatu negara akan
dihitung dalam suatu pendapatan nasional.
BAB
II TINJAUAN TEORI
A. Pengertian
Pendapatan Nasional
Pendapatan
Nasional dapat didefinisikan tiga cara, yaitu:
- Nilai
seluruh produk (barang dan jasa) yang diproduksi dalam suatu Negara selama satu
periode tertentu.
- Jumlah
pendapatan yang diterima oleh seluruh factor produksi dalam suatu Negara selama
satu periode tertentu.
- Jumlah
pengeluaran untuk membeli barang dan jasa yang diproduksi dalam suatu Negara
selama satu periode tertentu.
B. Pengertian
Perekonomian tertutup sederhana
Perekonomian tertutup sederhana merupakan
perekonomian yang tidak adanya hubungan dengan Negara lain dan tidak adanya
campur tangan pemerintah, baik berupa pungutan pajak, pembayaran transfer
pemerintah ataupun yang berbentuk pengeluaran konsumsi. Dalam perekonomian
tertutup sederhana ini pengeluaran masyarakat seluruhnya pada tiap satuan waktu,
biasanya dalam setahun, dan akan terdiri dari pengeluaran untuk konsumsi rumah
tangga dan pengeluaran untuk investasi.
C. Pengertian
Pertumbuhan ekonomi
Pertumbuhan ekonomi adalah proses dimana
terjadi kenaikan pendapatan nasional. Definisi pertumbuhan ekonomi yang lain
adalah bahwa pertumbuhan ekonomi terjadi bila ada kenaikan output perkapita.
Pertumbuhan ekonomi menggambarkan kenaikan taraf hidup diukur dengan output
riil per orang.
D. Pengertian
analisis pendapatan nasional dengan perekonomian tertutup sederhana dua sektor
Pendapatan
Nasional dengan Perekonomian Tertutup Sederhana Dua Sektor adalah Produk
Nasional Neto dikurangi pajak tak langsung ditambah subsidi. Jumlah inilah yang
diterima faktor produksi yang dimiliki penduduk suatu negara. Pendapatan
Nasional dengan Perekonomian Tertutup Sederhana Dua Sektor merupakan
penjumlahan dari lima hal , yaitu
a.
Upah atau gaji yang diterima buruh atau karyawan
b.
Pendapatan dari seseorang yang melakukan bisnis individu (bukan perusahaan)
c.
Keuntungan perusahaan
d.
Pendapatan bunga selisih dari perusahaan
e.
Pendapatan sewa
E. Pengertian
Inflasi
Inflasi adalah suatu proses
meningkatnya harga-harga secara umum dan terus-menerus (kontinu) berkaitan
dengan mekanisme pasar yang dapat disebabkan oleh berbagai faktor, antara lain,
konsumsi masyarakat yang meningkat, berlebih-nya likuiditas di pasar yang
memicu konsumsi atau bahkan spekulasi, sampai termasuk juga akibat adanya
ketidaklancaran distribusi barang. Dengan kata lain, inflasi juga merupakan
proses menurunnya nilai mata uang secara kontinu. Inflasi adalah proses dari
suatu peristiwa, bukan tinggi-rendahnya tingkat harga. Artinya, tingkat harga yang
dianggap tinggi belum tentu menunjukkan inflasi.
Inflasi adalah indikator
untuk melihat tingkat perubahan, dan dianggap terjadi jika proses kenaikan
harga berlangsung secara terus-menerus dan saling pengaruh-memengaruhi. Istilah
inflasi juga digunakan untuk mengartikan peningkatan persediaan uang yang
kadangkala dilihat sebagai penyebab meningkatnya harga. Ada banyak cara untuk
mengukur tingkat inflasi, dua yang paling sering digunakan adalah CPI dan GDP
Deflator.
Pengangguran atau tuna karya adalah istilah untuk
orang yang tidak bekerja sama sekali, sedang mencari kerja, bekerja kurang dari
dua hari selama seminggu, atau seseorang yang sedang berusaha mendapatkan
pekerjaan yang layak. Pengangguran umumnya disebabkan karena jumlah angkatan
kerja atau para pencari kerja tidak sebanding dengan jumlah lapangan kerja yang
ada yang mampu menyerap-nya. Pengangguran seringkali menjadi masalah dalam
perekonomian karena dengan adanya pengangguran, produktivitas dan pendapatan
masyarakat akan berkurang sehingga dapat menyebabkan timbulnya kemiskinan dan
masalah-masalah sosial lainnya.
Kelangkaan produksi dan/atau
juga termasuk adanya kelangkaan distribusi, walau permintaan secara umum tidak
ada perubahan yang meningkat secara signifikan dapat menimbulkan inflasi. Hal itu
merupakan kekurang efektifan dari pertumbuhan ekonomi. Sehingga secara tidak
langsung besar kemungkinan terjadinya pengangguran. Jadi pertumbuhan ekonomi
yang sedikit dapat menyebabkan terjadinya inflasi, dan akibat dari inflasi itu
sendiri adalah pengangguran di mana-mana.
BAB
III METODOLOGI
Model analisis dengan variabel investasi tabungan
Model Analisis dengan
variabel investasi tabungan adalah pengeluaran yang akan digunakan untuk
memproduksi barang dan jasa yang lebih banyak lagi , atau dengan kata lain
merupakan pengeluaran yang ditambahkan kepada komponen-komponen barang modal
.Tujuan dari pelaksanaan model analisis dengan variabel investasi tabungan ini
adalah mencari keuntungan di kemudian hari melalui pengoperasiaan mesin dan
pabrik .
Analisis keuangan pemerintah biasanya mencakup 4 aspek
sebagai berikut, yaitu :
1. Operasi
keuangan pemerintah dalam hubungan dengan defisit / surplus anggaran dansumber-sumber pembiayaannya;
2. Dampak
operasi keuangan pemerintah terhadap kegiatan sektor riil melalui pengaruhnyaterhadap Pengeluaran Konsumsi dan Pembentukan Modal
Tetap Domestik Bruto (PMTDB)pemerintah;
3. Dampak
rupiah operasi keuangan pemerintah atau pengaruh operasi keuangan pemerintahterhadap ekspansi bersih pada jumlah uang yang
beredar;
4. Dampak
Valuta Asing operasi keuangan pemerintah atau pengaruh operasi keuanganpemerintah terhadap aliran devisa masuk bersih.
· Hubungan
antara pertumbuhan ekonomi, inflasi dan pengangguran
Salah Satu masalah jangka
pendek dalam ekonomi yaitu inflasi, pengangguran dan neracapembayaran. Inflasi
(inflation) adalah gejala yang menunjukkan kenaikan tingkat harga umum yang
berlangsung terus menerus.
Ada tiga jenis inflasi
yaitu :
1) inflasi tarikan permintaan (demand-pull inflation)
Inflasi
yang disebabkan karena adanya kenaikan permintaan agregat yang sangat besar
dibandingkan dengan jumlah barang dan jasa yang ditawarkan. Inflasi tarikan
permintaan biasanya berlaku pada saat perekonomian mencapai tingkat penggunaan
tenaga kerja penuh dan pertumbuhan ekonomi berjalan dengan pesat (full
employment and full capacity).
2) inflasi desakan biaya (cost-push inflation)
Inflasi
yang terjadi sebagai akibat dari adanya kenaikan biaya produksi yang pesat
dibandingkan dengan tingkat produktivitas dan efisiensi, sehingga perusahaan
mengurangi supply barang dan jasa.
3) inflasi karena pengaruh impor (imported inflation).
Inflasi
yang terjadi karena naiknya harga barang di negara-negara asal barang itu,
sehingga terjadi kenaikan harga umum di dalam negeri.
Pengangguran,
Inflasi dan Pertumbuhan Ekonomi di Indonesia
Tingkat
inflasi yang terjadi dalam suatu negara merupakan salah satu ukuran untuk
mengukur baik buruknya masalah ekonomi yang dihadapi suatu negara. Bagi negara
yang perekonomiannya baik, tingkat inflasi yang terjadi berkisar antara 2
sampai 4 persen per tahun. Tingkat inflasi yang berkisar antara 2 sampai 4
persen dikatakan tingkat inflasi yang rendah. Selanjut tingkat inflasi yang
berkisar antara 7 sampai 10 persen dikatakan inflasi yang tinggi.
Didasarkan
pada fakta itulah A.W. Phillips mengamati hubungan antara tingkat inflasi dan
tingkat pengangguran. Dari hasil pengamatannya, ternyata ada hubungan yang erat
antara inflasi dengan tingkat pengangguran, dalam arti jika inflasi tinggi,
maka pengangguran akan rendah. Hasil pengamatan Phillips ini dikenal dengan
kurva Phillip.
Kurva Phillip
Masalah utama dan mendasar
dalam ketenagakerjaan di Indonesia adalah masalah upah yang rendah dan tingkat
pengangguran yang tinggi. Hal tersebut disebabkan karena, pertambahan tenaga
kerja baru jauh lebih besar dibandingkan dengan pertumbuhan lapangan kerja yang
dapat disediakan setiap tahunnya. Pertumbuhan tenaga kerja yang lebih besar
dibandingkan dengan ketersediaan lapangan kerja menimbulkan pengangguran yang
tinggi. Pengangguran merupakan salah satu masalah utama dalam jangka pendek
yang selalu dihadapi setiap negara. Karena itu, setiap perekonomian dan negara
pasti menghadapi masalah pengangguran, yaitu pengangguran alamiah (natural rate
of unemployment).
Untuk
menggambarkan kurva Phillips di Indonesia digunakan data tingkat inflasi
tahunan dan tingkat pengangguran yang ada. Data digunakan adalah data dari
tahun 1980 hingga tahun 2005. Berdasarkan hasil pengamatan dengan data yang
ada, maka kurva Phillips untuk Indonesia terlihat seperti gambar berikut :
Kurva Phillips untuk Indonesia
A.W.
Phillips menggambarkan bagaimana sebaran hubungan antara inflasi dengan tingkat
pengangguran didasarkan pada asumsi bahwa inflasi merupakan cerminan dari
adanya kenaikan permintaan agregat. Dengan naiknya permintaan agre-gat, maka
sesuai dengan teori permintaan, jika permintaan naik maka harga akan naik.
Dengan tingginya harga (inflasi) maka untuk memenuhi permintaan tersebut
produsen meningkatkan kapasitas produksinya dengan menambah tenaga kerja
(tenaga kerja merupakan satu-satunya input yang dapat meningkatkan output).
Akibat dari peningkatan permintaan tenaga kerja maka dengan naiknya harga-harga
(inflasi) maka, pengangguran berkurang. Menggunakan pendekatan A.W.Phillips
dengan menghubungkan antara pengangguran dengan tingkat inflasi untuk kasus
Indonesia kurang tepat. Hal ini didasarkan pada hasil analisis tingkat
pengangguran dan inflasi di Indonesia dari tahun 1980 hingga 2005, ternyata
secara statistik maupun grafis tidak ada pengaruh yang signifikan antara
inflasi dengan tingkat pengangguran.
Tingkat inflasi yang terjadi dalam suatu negara merupakan
salah satu ukuran untuk mengukur baik buruknya masalah
ekonomi yang dihadapi suatu negara. Bagi negara yang perekonomiannya baik,
tingkat inflasi yang terjadi berkisar antara 2 sampai 4 persen per tahun.
Tingkat inflasi yang berkisar antara 2 sampai 4 persen dikatakan tingkat
inflasi yang rendah. Selanjut tingkat inflasi yang berkisar antara 7 sampai 10
persen dikatakan inflasi yang tinggi.
secara statistik maupun grafis tidak ada pengaruh yang signifikan
antara inflasi dengan tingkat pengangguran
Ada
banyak cara untuk mengukur tingkat inflasi, dua yang paling sering digunakan
adalah CPI dan GDP Deflator
Pengangguran
atau tuna karya adalah istilah untuk orang yang tidak bekerja sama sekali,
sedang mencari kerja, bekerja kurang dari dua hari selama seminggu, atau
seseorang yang sedang berusaha mendapatkan pekerjaan yang layak. Pengangguran
umumnya disebabkan karena jumlah angkatan kerja atau para pencari kerja tidak
sebanding dengan jumlah lapangan kerja yang ada yang mampu menyerap-nya.
Pengangguran seringkali menjadi masalah dalam perekonomian karena dengan adanya
pengangguran, produktivitas dan pendapatan masyarakat akan berkurang sehingga
dapat menyebabkan timbulnya kemiskinan dan masalah-masalah sosial lainnya.
Kelangkaan
produksi dan/atau juga termasuk adanya kelangkaan distribusi, walau permintaan
secara umum tidak ada perubahan yang meningkat secara signifikan dapat
menimbulkan inflasi. Hal itu merupakan kekurang efektifan dari pertumbuhan ekonomi.
Sehingga secara tidak langsung besar kemungkinan terjadinya pengangguran. Jadi
pertumbuhan ekonomi yang sedikit dapat menyebabkan terjadinya inflasi, dan
akibat dari inflasi itu sendiri adalah pengangguran di mana-mana.
Angka Pengganda
Contoh
Angka Pengganda
Pendapatan
nasional berubah sebagai akibat dari perubahan nilai komponen sebagai berikut :
· Investasi (I)
· Consumsi (C)
· Pengeluaran Pemerintah
(G)
· Ekspor
dan Impor (X/M)
Jika
pendapatan nasional itu berubah karena adanya perubahan investasi, maka
rumusnya sebagai berikut :
Dimana
: k = besarnya multiplier
Y =
besarnya perubahan pendapatan nasional
I =
besarnya perubahan investasi
Pendapatan
nasional ekuilibrium rumusnya :
Seorang
wirausaha pedagang menjual sebuah dagangannya kepada seseorang yang membeli
barang tersebut, namun si pembeli tadi menjual barang dagangannya lagi ke
temannya, suatu barang dagangan yang dijual ke pembeli itu disebut dengan
pendapatan nasional, dan ketika si pembeli barang itu menjualnya lagi itu tidak
termasuk ke pendapatan nasional
Pertambahan
investasi sebesar ∆I yang berakibat perubahan pendapatan nasional sebesar ∆Y,
maka :
Angka
pengganda investasi sebagai berikut :
Contoh
:
Fungsi
konsumsi : C = 0,75 Y + 20.000.000
Pada
periode pertama besarnya investasi Rp 40.000.000 per tahun dan periode kedua Rp
80.000.000 per tahun
BAB
IV STUDI KASUS
CONTOH KASUS YANG
SEDANG TERJADI
Inflasi dari BBM
Turunkan Kesejahteraan 80% Rakyat
JAKARTA - Kenaikan
harga bahan bakar minyak (BBM) jenis premium sebesar 1.500 rupiah menjadi 6.000
rupiah per liter bisa menyulut tambahan inflasi 3,5 persen dari target inflasi
2012 sebesar 5,6 persen. Hal itu membuat potensi laju kenaikan harga barang dan
jasa tahun ini mencapai 9,1 persen.
Kenaikan harga BBM
akan membuat pertumbuhan ekonomi negatif karena target tahun 2012 mencapai
sekitar 6,5 persen. Pertumbuhan ekonomi yang lebih rendah dari inflasi akan
menurunkan kesejahteraan 80-90 persen rakyat yang daya belinya sangat rentan
dengan kenaikan harga barang dan jasa.
Pengamat ekonomi dari
Universitas Atmajaya, Jakarta, Agustinus Prasetyantoko, memperkirakan jika
pemerintah jadi menaikkan harga BBM jenis premium dan solar hingga 1.500
rupiah, infl asi akan menyentuh angka 7-8 persen. Itu artinya, inflasi lebih
besar dari pertumbuhan ekonomi tahun ini yang ditargetkan 6,5 persen.
“Dalam kondisi nega
tive growth, daya beli masyarakat menurun, dan itu
tentunya berimbas pada
menurunnya tingkat kesejahteraan masyarakat, terutama masyarakat kelas menengah
ke bawah,” ujar dia, di Jakarta, Jumat (9/3). Skenario lain menyebutkan
tambahan inflasi yang dipicu kenaikan BBM bisa mencapai 3,5 persen sehingga
inflasi menjadi 9,1 persen.
Padahal, lanjut
Prasetyantoko, daya beli masyarakat selama ini menjadi penopang pertumbuhan ekonomi.
Produk domestik bruto (PDB) lebih dari 50 persen disumbang oleh konsumsi
domestik. “Untuk itu, butuh mekanisme fiskal untuk mempertahankan daya beli
masyarakat,” jelas dia.
Pengamat ekonomi,
Yanuar Rizky, menambahkan kenaikan harga BBM tidak hanya memukul kelompok
masyarakat bawah, tetapi juga kelompok menengah tengah. Bahkan, sekitar 90
persen masyarakat Indonesia akan menurun daya belinya. “Kalau kelompok
masyarakat bawah yang masuk skema BLT (Bantuan Langsung Tunai), BBM naik atau
tidak, mereka sudah terganggu daya belinya,” ujar dia.
Yanuar mengakui
pertumbuhan ekonomi Indonesia saat ini cukup tinggi, sekitar 6,5 persen, dari
target awal APBN 2012 sebesar 6,7 persen sebelum diturunkan menjadi 6,5 persen.
Akan tetapi, kontribusi pertumbuhan bukan dari kegiatan ekonomi rakyat,
melainkan dari sektor keuangan.
“Taruhlah kombinasi
pelaku pasar modal dan perbankan 10 persen. Jadi sebetulnya 90 persen
masyarakat rentan terkena dampak kenaikan BBM ini. Kalau 10 persen sisanya,
mereka bisa hidup dari transaksi keuangan,” tegas dia.
Ia mengingatkan
pemerintah semestinya mencermati fakta bahwa kelompok masyarakat mampu yang
lebih tahan dengan dampak inflasi dari kenaikan harga BBM sebenarnya sangat
sedikit dibandingkan total penduduk 240 juta jiwa. “Yang jelas, dampak dari
kenaikan harga BBM ini bakal menyebar ke mana-mana,” jelas Yanuar.
Efisiensi Anggaran
Pengamat ekonomi dari
Universitas Indonesia, Aris Yunanto, menilai pola
yang terjadi di
Indonesia selama ini adalah laju inflasi terdorong oleh pertumbuhan ekonomi.
Namun, yang terjadi sekarang adalah inflasi terjadi lebih dahulu dibanding
pertumbuhan.
Aris mengingatkan
kebijakan pemerintah menaikkan harga BBM merupakan pelajaran bagi pengelolaan
anggaran. Pertama, dalam perencanaan anggaran. Kedua, efisiensi belanja
pemerintah. Ketiga, pemerintah harus mampu meningkatkan produksi minyak dan gas
dan tengah terus meningkatnya kebutuhan BBM.
Bahkan, pemerintah
kerap memberikan terminologi yang salah soal subsidi BBM. Faktanya, biaya
produksi BBM di Indonesia lebih rendah dari harga jual sehingga tidak ada unsur
subsidinya. Bahkan, harga premium 6.000 per liter sejatinya setara dengan harga
minyak 104 dollar AS per barel.
Dengan demikian, tidak
ada lagi subsidi negara. Aris juga menilai pemerintah tidak berkutik sehingga
mengurangi hak rakyat mendapatkan fasilitas negara, namun memosisikan diri
tidak berdaya untuk menekan penambahan utang. Dalam APBN-P 2012, pembayaran
utang pokok dan bunga utang mencapai total 170 triliun rupiah.
Pembahasan
Kenaikan harga
BBM sangatlah berpengaruh besar terhadap masyarakat kecil dan menengah di dalam pertumbuhan
kesejahteraan ekonomi masyarakat Indonesia, dan dari kasus iniPertumbuhan
ekonomi yang lebih rendah dari inflasi akan menurunkan kesejahteraan 80-90
persen rakyat yang daya belinya sangat rentan dengan kenaikan harga barang dan
jasa. dan biasanya dari kenaikan BBM ini dapat menyebabkan harga barang dan
makanan dapat ikut naik juga, sehingga dapat menyebabkan kenaikan inflasi
yang sangat tinggi, pada catatan terakhir kenaikan inflasi 5,6% dari 3,5 %
menjadi 9,1%, mungkin pendapatan nasional akan lebih bertambah tapi pertumbuhan
ekonomi kelas menengah kebawah akan menurun, kalo menurutkami untuk
masyarakat yang sekiranya kurang mampu harga BBM tidak dinaiki, jadi BBM
naik hanya untuk kalangan kelas atas, dan semua mobil-mobil mewah tidak
diperkenankan untuk mengisi premium tapi pertamax, sehingga subsidi dari
BBM itu bisa dibuat untuk pembangunan negara dan untuk kalangan orang
miskin di Indonesia, agar pertumbuhan ekonomi di Indonesia lebih
meningkat, sekian dan terima kasih
Tidak ada komentar:
Posting Komentar